Cerita Dibalik Pencarian Solusi Menghadapi UNBK ( Asal-usul GoUNBK )

UNBK ( Ujian Nasional Berbasis Komputer ) di tahun 2020 sudah ditunda pelaksanaannya meskipun pada beberapa SMK ada yang terlanjur melaksanakan.

Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia dan merambah Indonesia turut menghentikan pelaksanaan UNBK tahun ini. Padahal seyogyanya UNBK baru akan dihapus dan diganti dengan AKM pada tahun 2021.

Postingan ini bisa juga diberi judul :
Sejarah GoUNBK atau
Asal usul GoUNBK atau
Cerita di balik Pembuatan GoUNBK

Pelaksanaan UNBK dari tahun ke tahun selalu menegangkan, bukan hanya bagi Peserta Ujian. Ketegangan dirasakan pula oleh setiap warga sekolah, terlebih bagi garda terdepan seperti Teknisi dan Proktor Ujian.

Teknisi dan Proktor sangat bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan proses ujian. Sebab apabila terjadi kesalahan teknis, berdampak pada hasil ujian peserta yang tidak dapat dikirim ke Pusat. 😑

Persiapan UNBK bisa dibilang sangat kompleks, karena hal yang perlu disentuh ada beberapa aspek. Oleh karena itu, UNBK biasanya melalui beberapa fase ujicoba sebelum memasuki hari pelaksanaan.

Umumnya ada dua hal utama yang perlu diatur oleh Proktor dan/atau Teknisi pada saat persiapan UNBK, yaitu Server dan Client.

Server perlu disiapkan sebagai perantara ke Pusat. Disini terdapat proses setting server, sinkronisasi dari / ke pusat, dan beberapa hal teknis seperti pengaturan keamanan server.

Hal lain yang menjadi tantangan besar adalah Client. Client yang merupakan komputer yang akan dipakai oleh peserta ujian, memiliki variasi masalah satu sama lainnya.

Komputer Client yang akan dipakai oleh peserta Ujian, tentunya adalah Komputer yang juga dipakai untuk kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah.
Proses belajar mengajar menggunakan komputer tidak selalu mulus, terkadang terkena virus, terkadang karena ketidakstabilan listrik bisa mengakibatkan rusaknya harddisk atau komponen lainnya.
Terkadang bisa saja ada file sistem yang terhapus dan masalah-masalah lain yang membutuhkan penanganan segera oleh Teknisi.

Di tempat saya mengajar terdapat 6 Lab. Komputer dengan 1 (satu) orang Teknisi yang bertanggung jawab menangani semua itu. Pastinya sangat tidak ideal apabila semua problem yang timbul harus ditangani dengan segera. Karena problem yang muncul di Client tidak selalu sama maka tindakan penanganannya pun berbeda, dan lamanya proses perbaikan bervariasi tergantung tingkat kesulitannya.
Apabila suatu komputer telah selesai diperbaiki, maka dengan segera teknisi kami menempatkan komputer tersebut ke lokasi semula untuk dipakai pembelajaran.

Untuk komputer yang dipakai di Jurusan TKJ agak susah apabila harus diterapkan security yang ketat macam pembatasan akses seperti Deep Freeze maupun yang sejenisnya. Karena pelajaran TKJ sering menuntut siswa masuk ke dalam sistem seperti mengkonfigurasi jaringan, instalasi sistem operasi, instalasi atau menghapus software/aplikasi, dan pengaturan lain yang harus menyesuaikan kebutuhan pelajaran.

Dari jumlah 6 Lab yang ada, ada 5 Lab yang dipakai oleh Jurusan TKJ, oleh karena tidak ada proteksi semacam Deep Freeze, seringkali ada kejadian dimana komputer yang telah siap pakai bermasalah kembali karena terkena virus.
Beberapa harddisk bermasalah karena umur komponen yang sudah tua, dan karena intensitas pemakaian harddisk di jurusan TKJ yang juga tinggi.

Hal inilah yang membebani teknisi dan juga panitia UNBK, karena seolah-olah masalah Client tidak ada habisnya apabila rutinitas ini terus berjalan.
Sehingga di tahun 2017 dan 2018, ketika ada fase awal UNBK seperti simulasi, kami mengkarantina Lab. Komputer dengan tujuan agar komputer Client siap pakai pada saat dibutuhkan untuk Ujian.
Proses karantina memakan waktu kurang lebih selama 2 Minggu.

Mau gak mau keputusan itu harus diambil, meskipun dengan berat hati proses praktek di Lab. Komputer sementara waktu harus dihentikan.
Proses karantina tidak hanya terjadi sekali, karena ada fase Simulasi 2 dan Gladi Bersih sehingga beberapa kali pula kami menghentikan proses belajar di Lab. Komputer hanya untuk mempersiapkan Ujian.

Proses karantina Lab. seperti ini tentunya bukanlah kondisi yang ideal yang mana harusnya pembelajaran praktek tetap berjalan guna memenuhi target kurikulum dan memberikan bekal keterampilan kepada siswa.

Pada tahun 2018, sekitar bulan Oktober, seiring pembuatan GoCBT OS yang telah saya bahas di https://mamans86.blogspot.com/2020/10/sebuah-cerita-memilih-tcexam-beesmart.html
Pada saat bersamaan saya mencoba melakukan hal yang sama terhadap UNBK karena menggunakan teknologi yang sama dengan GoCBT OS.

UNBK membutuhkan Exambrowser untuk membuka halaman Ujian, sehingga proses pencarian Exambrowser pun dimulai.
Pertama saya coba cari di Web utama UNBK namun tidak menemukan untuk versi Linux.
Alhasil, saya mencoba menghubungi rekan Proteknas dan berusaha mencari tahu informasi mengenai Exambrowser versi Linux. 
Alhamdulillah, atas kebaikan hati rekan Proteknas saya pun memperoleh Exambrowser Linux dan mencoba memasangnya pada Linux Puppy.

Proses pemasangan Exambrowser pada Linux Puppy terkendala library yang tidak cocok sehingga Exambrowser tidak berjalan sempurna.

Percobaan selanjutnya dilakukan pada Linux Puppy dengan versi setingkat lebih tinggi, dan Exambrowser berjalan dengan baik.

OS ini kemudian saya berikan nama GoUNBK karena akan digunakan khusus untuk keperluan UNBK.

Pada fase simulasi 1 UNBK, masih ditemukan beberapa masalah seperti sound tidak terdeteksi. Sehingga perlu dilakukan upgrade terhadap versi OS induknya. Namun setelah menggunakan Puppy Linux Bionic sebagai induknya, proses booting jaringan malah tidak dapat bekerja sebagaimana biasanya.

Lalu sayapun beralih haluan kepada Debian sebagai OS induknya, mengingat sewaktu menggunakan LTSP dengan OS Debian beberapa hardware bekerja lebih baik. Debian juga dikenal lebih stabil dan memiliki paket software yang lebih kaya.

Proses perpindahan induk ini bukan perkara instan, karena membutuhkan waktu untuk mempelajari cara customize Debian, meminimalkan ukuran, dan menambah fitur seperti yang diharapkan. Beberapa kali pula proses ujicoba sound perlu dilakukan agar problem yang muncul segera teridentifikasi.

Agar Debian dapat melalui proses booting jaringan dengan cepat, maka proses reduksi ukuran image OS dilakukan beberapa kali ujicoba, dengan tidak menghilangkan fungsi dan fitur utama yang diinginkan.

Pemilihan Graphical User Interface harus dilakukan secara cermat, agar ukuran image OS tidak membengkak. Maka dari itu saya tidak memilih menggunakan Desktop Environment mainstream macam GNOME, XFCE, KDE, dan lain-lain.
Saya memilih meracik sendiri dengan komposisi sebagai berikut :
  1. Window Manager menggunakan Openbox
  2. Panel menggunakan tint2
  3. Wallpaper menggunakan Nitrogen
  4. Launcher menggunakan Xlunch
  5. Systrayicon untuk beberapa icon yang muncul pada notification area
  6. Tool untuk setting jaringan, check sound, fix sound, setting brightness saya buat dengan kombinasi Bash script dan Xdialog
  7. Lock screen dibuat dengan tint2 yang dikondisikan agar bekerja fullscreen.
Dengan melalui proses reduksi dan pemilihan paket aplikasi yang cermat, akhirnya didapat ukuran image OS yang cukup kecil yaitu +/- sekitar 200MB. 
Semakin kecil ukuran image OS diharapkan mampu untuk dipakai oleh komputer dengan spesifikasi rendah, misalnya dengan RAM 512MB.

Sampai disini, GoUNBK telah selesai dibangun, namun sebatas di sisi client saja. Masih perlu adanya server yang berguna untuk mentransfer image OS GoUNBK ke komputer client sewaktu booting jaringan.

Server GoUNBK saya bangun juga menggunakan Linux Debian namun tanpa menyertakan GUI, dimasukkan pula paket aplikasi macam DNSMasq untuk DHCP Server sekaligus PXE Server, dan Nginx sebagai Web Server untuk melontarkan image OS ke PC Client.

Server GoUNBK dikemas ke dalam bentuk VMDK (Virtual Machine Disk), dan bisa berjalan hanya menggunakan RAM kurang dari 512MB.
Harapannya agar Server yang akan dipakai oleh sekolah tidak terlalu terbebani dengan adanya 2 (dua) VM yang berjalan bersamaan di komputer host yang sama.
Meskipun belum rilis ke publik, GoUNBK sudah saya berikan label versi 1.0.

Awalnya, GoUNBK tidak menyertakan fitur remote command untuk memudahkan Proktor melakukan pekerjaannya. 
Namun, atas masukan dari rekan Proteknas, bahwa di luar sana terdapat aplikasi untuk menjalankan Exambrowser serentak dari Server, maka saya berniat untuk mencoba mengembangkan hal yang sejenis.

Proses pengembangan remote command berjalan agak lambat karena ini merupakan hal baru bagi saya, dan saya harus lebih banyak membaca literatur, forum diskusi, atau sumber bacaan di Internet.
Beberapa teknik diujicoba, ada yang berhasil namun tidak stabil, ada yang berhasil namun tidak konsisten.
Hingga akhirnya pada percobaan ke sekian kali, ditemukan teknik yang cukup efektif, stabil dan konsisten.
Sehingga jadilah GoUNBK versi 1.1 meskipun ini juga belum rilis publik.

Setelah beberapa kali diujicoba mandiri, fitur remote command mengalami perilaku yang cukup aneh, dan memaksa saya untuk memperbaiki beberapa baris kode. Sehingga perbaikan ini saya berikan label GoUNBK versi 1.2.

Awalnya saya tidak yakin akan merilis GoUNBK ke Publik. Ada semacam kekhawatiran apakah GoUNBK akan benar-benar bisa digunakan di UNBK Utama?
Pada bulan Desember 2018, sedikit demi sedikit saya coba mempublikasikan di blog https://gounbk.wordpress.com, dan di blog saya ini (mamans86.blogspot.com), bahwa ada loh sistem operasi berbasis Linux yang dipakai khusus untuk UNBK. Namun pada saat itu link download masih saya privasi.

Saya juga memposting hal ini ke Facebook, dan mendapat beberapa respon positif dari beberapa kawan. Kebetulan waktu itu saya sudah membuatkan video demo GoUNBK sehingga banyak orang yang sudah bisa membayangkan bagaimana GoUNBK bekerja.

Entah dapat informasi darimana, ada seorang helpdesk UNBK Provinsi Lampung, Pak Subuh Kurniawan meminta request download GoUNBK dan meninggalkan pesan yang intinya beliau mengapresiasi dan mengatakan bahwa GoUNBK bisa menjadi solusi dan cocok untuk beberapa sekolah di daerahnya.

Sejak saat itu saya mulai memberanikan diri untuk membuka akses download GoUNBK untuk umum.
Dan dimulailah petualangan panjang saya bersama GoUNBK untuk mendampingi fase-fase UNBK bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan.

Oleh pengguna, GoUNBK tidak hanya dipakai untuk keperluan UNBK saja, ia dapat digunakan untuk membantu persiapan ujian yang menggunakan sistem CAT Puspendik seperti Ujian Masuk Pegawai P3K, Ujian Masuk POLRI, Test Bakat Skolastik, Simulasi AKM Siswa dan Guru.
Beberapa problem yang dilaporkan pengguna GoUNBK, berusaha saya tangani dengan cara memberikan tutorial, tips and trick, dan solusi di group diskusi.
Beberapa kali pula GoUNBK saya tambal kekurangannya untuk menambah kinerja sistem dan fitur yang dibutuhkan pengguna.

Meskipun UNBK sudah dihapus, bukan berarti GoUNBK harus berhenti. Sekarang GoUNBK tumbuh menjadi GoUNBK Plus yang memiliki fungsi yang lebih luas yaitu berguna untuk membantu persiapan ujian sekolah secara mandiri, pembelajaran online maupun kegiatan umum seperti browsing atau aktivitas lain yang membutuhkan Web Browser.

Cerita dibalik lahirnya GoUNBK Linux

Hadirnya GoUNBK di ranah sistem operasi, turut memberikan manfaat kepada teknisi/proktor dan juga sekolah sebagai penggunanya. Manfaat tersebut antara lain :
  1. Waktu persiapan untuk pelaksanaan Ujian Mandiri di Sekolah lebih cepat, karena GoUNBK : tidak membutuhkan instalasi, sudah tersedia aplikasi untuk membuka halaman ujian, dan driver hardware relatif lengkap,
  2. Meringankan Proktor dan Teknisi pada saat pelaksanaan Ujian, karena terdapat fitur remote command untuk mempercepat proses menyalakan dan mematikan komputer secara serentak dan terpusat pada Server,
  3. Menghemat anggaran sekolah dalam perawatan dan perbaikan komputer,
  4. Dapat memberdayakan komputer tua untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai eksekutor Ujian. Tentunya hal ini akan menambah jumlah partisipan dan menghemat sekolah dalam pembelian unit komputer baru.
  5. Hardisk rusak, maupun bervirus tetap dapat dipakai, karena GoUNBK bekerja pada RAM,
  6. Komputer yang sama sekali tidak memiliki hardisk-pun dapat dipakai untuk Ujian.
Sebelum mengakhiri tulisan ini saya ingin sedikit berpesan bahwa :
  1. Jika ada niat pasti ada jalan. Pepatah ini begitu populer, dan memang begitulah adanya, keinginan yang kuat akan mendorong seseorang untuk berbuat lebih. Meskipun jalan keluar kadang tidak selalu terang benderang, namun bila belum diusahakan kita tak akan tau hasilnya.
  2. Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkarya dan mencari solusi. Sama seperti halnya GoCBT, saya menggarap "GoUNBK" menggunakan laptop pinjaman dari sana-sini. Hingga saat ini pun, karya yang saya hasilkan merupakan buah dari laptop pinjaman.
  3. Teruslah mencoba berkarya meskipun dalam keadaan yang sulit. "GoUNBK" saya buat dalam situasi dimana saya bukanlah orang yang mapan secara finansial.
  4. Umur dan atau status bukan alasan untuk berbuat lebih. Break the limit! Situasinya hampir sama seperti saat saya mengerjakan GoCBT, saya mengerjakan "GoUNBK" pada masa dimana saya harus membagi waktu antara urusan kerja, istri yang sedang hamil anak ke-3, anak pertama saya dan anak ke-2 saya. Beberapa kali saya harus mengerjakannya overtime, hingga larut malam, dan tak jarang sampe dini hari.
  5. Berkontribusi terhadap komunitas sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki. Saya memang bukan orang yang berlebih dalam hal finansial, sehingga tidak banyak berkontribusi melalui fulus. Yang dapat saya kontribusikan adalah sebuah karya yang dibangun dengan harapan membawa manfaat.
Segala hal yang baik dalam diri saya merupakan anugrah dan karunia dari Allah SWT, segala hal yang buruk dari saya merupakan 100% atas kebodohan dan kesalahan saya.

Terimakasih banyak bagi yang telah sudi membaca tulisan saya sampai tuntas. Maaf apabila ada kalimat atau kata yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian.

Salam sukses untuk pembaca semua.
Pemuda Kuat, Bangsa Hebat, Indonesia Maju.

Comments

Post a Comment

Luangkan sedikit waktumu untuk berkomentar, berikan kritik dan saran untuk kemajuan Blog / tulisan pada form yang disediakan.