Sebuah Cerita memilih antara TCExam, BeeSmart dan Moodle untuk Ujian Online

Ujian online merupakan aktivitas mengerjakan soal melalui sebuah aplikasi CBT / CBA melalui jaringan. Meskipun dinamakan dengan Ujian Online, namun pada pelaksanaannya tidak harus menggunakan jaringan Internet.
Hal ini karena sistem yang dipakai kebanyakan aplikasi CBT adalah berbasis web, sehingga dapat diakses darimanapun asalkan server dan client ada jalan untuk saling terhubung, baik melalui jaringan Internet maupun Intranet.

Memilih antara Moodle, TCExam dan BeeSmart



Cerita ini merupakan kisah nyata saya dalam memberdayakan aplikasi CBT TCExam untuk mengakomodir kebutuhan Ujian Berbasis Komputer di sekolah saya.

Let's the story begin
Awalnya, saya menggunakan Moodle sebagai aplikasi CBT untuk keperluan evaluasi saat ulangan harian skala kecil.
Demikian juga dengan TCExam, pernah saya ujicoba untuk menjalankan soal untuk ulangan harian skala kecil.
Keduanya, bisa dibilang mampu mengakomodir kebutuhan dasar aplikasi CBT.
Hanya saja TCExam lebih simpel dalam administrasi user dan manajemen bank soal.
Model soal yang didukung oleh TCExam juga beragam, tidak hanya pilihan ganda saja, ada pilihan ganda jawaban jamak, bahkan sudah mampu mengoreksi otomatis soal uraian dengan jawaban singkat.

Hal ini yang saya pandang bisa untuk jangka panjang. Apabila di kemudian hari membutuhkan bentuk evaluasi yang lebih menantang, maka tidak perlu ganti aplikasi lagi.

TCExam juga lebih ringan untuk dijalankan pada server dengan spesifikasi rendah.
TCExam juga dapat membuat LJK (lembar jawab komputer) seperti layaknya Ujian Nasional jaman dulu. 
Namun tetap saja ada beberapa kekurangan pada TCExam, seperti user interface yang terkesan kuno dan tidak responsif.
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi saya untuk memodifikasi TCExam agar lebih menarik dipakai oleh peserta ujian.

Mengapa tidak memodifikasi Moodle saja? Karena setelah saya amati, code pada Moodle jauh lebih rumit daripada TCExam, dan Moodle kurang cocok untuk spesifikasi server yang sekolah kami punya.

Proses modifikasi ini, saya mulai pada triwulan ketiga di tahun 2016 dimana pada tahun depannya sekolah kami akan melaksanakan Ujian Nasional pertama kali.

Proses modifikasi TCExam saya fokuskan kepada tampilan public yaitu tampilan dimana siswa mengerjakan Ujian.
Saat memodifikasi, saya terinspirasi dengan desain dari CBT Puspendik, dengan harapan agar siswa terbiasa dengan tampilan Ujian Nasional yang nanti akan mereka hadapi tahun depan.

Eits, tunggu sebentar, kalo persoalannya hanya pada tampilan yang mirip dengan CBT Puspendik, mengapa tidak pakai BeeSmart saja?
Memang saya sangat terkesan dengan BeeSmart yang mirip dengan CBT Puspendik, baik tampilan siswa maupun admin. Namun setelah beberapa kali percobaan, ada beberapa bagian pada sistemnya yang tidak konsisten, juga beberapa hasil ujian tidak cocok dengan kunci jawaban, dan BeeSmart pada waktu itu hanya mendukung jenis soal pilihan ganda saja.
Faktor inilah yang menyebabkan saya tetap memilih jalur ninja saya memodifikasi TCExam agar di lain waktu dapat menggunakan jenis soal yang lebih bervariasi.

Oke saya lanjutkan ceritanya. Dari sananya TCExam tidak memiliki tombol ragu-ragu untuk menandai soal yang belum mantap dijawab oleh siswa.
Dengan ini, akhirnya modifikasi juga menyentuh ke bagian alur kerja dan database pada TCExam, tidak hanya pada tampilan semata.

Pada sistem CBT Puspendik, label pilihan (A,B,C,D,E) tiap soal yang telah dijawab ditampilkan di atas nomor soal.
Hal ini lagi-lagi membutuhkan perlakuan khusus pada saat memodifikasi TCExam, sehingga tidak cukup hanya mengoprek CSS dan Javascript.
Di samping itu banyak hal kecil yang membutuhkan perhatian khusus agar TCExam benar-benar mirip dengan aplikasi CBT Puspendik.
Proses modifikasi memakan waktu kurang lebih 2 bulan hingga dirasa mantap untuk diujicoba.
Saat TCExam diujicoba pada event Try Out UNBK, beberapa error atau bug yang terjadi segera dilakukan perbaikan mumpung sudah terbiasa dengan alur kerja kode TCExam 😅 kalo entar-entar malah lupa alurnya dan lebih lama proses perbaikannya 😁

Saya sempat mengubah logo utama TCExam dan menggantinya dengan logo yang bertuliskan GoCBT.
Namun, setelah saya tinjau ulang dan melaraskan dengan lisensi TCExam, ternyata tindakan tersebut tidak diijinkan. Akhirnya saya kembalikan logo TCExam seperti semula.

Semenjak itulah TCExam rutin dipakai untuk ajang Ujian Berbasis Komputer di sekolah kami, mulai dari Tryout BK, PTS BK, UASBK, dan BK-BK yang lainnya 😊

Dan semenjak itu pula, proses perbaikan atau update terus berjalan beriringan agar kinerja aplikasi semakin baik.

Pada beberapa kesempatan saya mencoba melihat situasi keluar, dan menemukan bahwa beberapa komputer Windows di tempat kami sering terkendala masalah Virus dan Hardisk

Berangkat dari masalah tersebut saya mulai berangan-angan, bagaimana caranya agar setiap kali melakukan persiapan Ujian Berbasis Komputer ada sebuah OS (Operating System) yang berjalan melalui jaringan, yang tak perlu diinstall, yang tak membutuhkan harddisk, dan kebal dari Virus.
Angan-angan inilah yang selalu saya ingin wujudkan guna melengkapi "TCExam GoCBT" agar menjadi sebuah ekosistem.
Sebetulnya sistem seperti itu sudah ada dalam wujud ExamCaraka garapan Kemdikbud. Namun sayangnya ia tidak independen, hanya dapat dipakai untuk aplikasi CBT ExamCaraka saja.

Angan-angan tersebut dan proses pengembangan "TCExam GoCBT" sempat terhenti lantaran saya harus mengikuti Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan (PPG Daljab) pada pertengahan tahun 2018.

Selepas PPG Daljab, fokus saya justru mencoba mengembangkan sistem operasi yang selalu menjadi angan-angan seperti disebutkan di atas, bukan ke TCExam lagi.
Namun proses pembuatannya melalui berbagai riset dan percobaan terlebih dahulu dengan cara membandingkan dan mencoba sistem yang sudah ada sebelumnya seperti PorteusDiskless LTSP, dan ThinClient OS serta membandingkannya dengan sistem proprietary macam CCBoot.

Angan-angan tersebut akhirnya saya awali dengan langkah nyata mengoprek Puppy Linux, yaitu membuang beberapa aplikasi bawaan agar ukuran image OS nya semakin kecil dan saya tambahkan Chromium untuk membuka halaman ujian.
Kemudian beberapa percobaan saya lakukan agar image OS Puppy Linux tersebut dapat ditransfer ke PC Client pada saat booting jaringan.
Proses memang tidak menghianati hasil 😉 Setelah beberapa kali trial and error, akhirnya berhasil juga, dan pada momen Ujian Akhir Semester, sistem ini saya pakai dan saya namakan GoCBT OS.😎
Sebagai tindakan preventif, saya juga menyediakan Diskless LTSP apabila ada masalah kompatibilitas pada beberapa hardware PC Client yang tidak cocok dengan Puppy Linux, maka bisa menggunakan Diskless LTSP yg berbasis Debian Linux.
Percobaan ini bisa dibilang sukses dan mampu menjadi solusi bagi PC Client yang mogok harddisk-nya dan sakit Windows-nya.

Hal ini pula yang menjadi cikal bakal lahirnya GoUNBK beserta variannya, yang merupakan the next big project untuk memberikan solusi dan mengatasi problem UNBK

Beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk mengakhiri "cerita" ini adalah :
  1. Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berkarya dan mencari solusi. Btw, saya menggarap "TCExam GoCBT" menggunakan laptop pinjaman dari sana-sini. Hingga saat ini pun, karya yang saya hasilkan merupakan buah dari laptop pinjaman.
  2. Teruslah mencoba berkarya meskipun dalam keadaan yang sulit. "TCExam GoCBT" saya buat dalam situasi dimana saya bukanlah orang yang mapan secara finansial.
  3. Umur dan atau status bukan alasan untuk berbuat lebih. Break the limit! Saya mengerjakan "TCExam GoCBT" pada masa dimana saya harus membagi waktu antara urusan kerja, istri yang sedang hamil, dan anak pertama saya. Beberapa kali saya harus mengerjakannya overtime, hingga larut malam, dan tak jarang sampe dini hari.
  4. Sempatkanlah waktumu untuk mengejar passion-mu. Hal-hal semacam ini (coding, dan hal lain yang masih berkaitan) merupakan salah satu passion yang selalu ingin saya kejar.
  5. Berkontribusi terhadap komunitas sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki. Saya memang bukan orang yang berlebih dalam hal finansial, sehingga tidak banyak berkontribusi melalui fulus. Yang dapat saya kontribusikan adalah sebuah karya yang dibangun dengan harapan membawa manfaat.
Segala hal yang baik dalam diri saya merupakan anugrah dan karunia dari Allah SWT, segala hal yang buruk dari saya merupakan 100% atas kebodohan dan kesalahan saya.

Terimakasih banyak bagi yang telah sudi membaca tulisan saya sampai tuntas. Maaf apabila ada kalimat atau kata yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian.

Salam sukses untuk pembaca semua.
Pemuda Kuat, Bangsa Hebat, Indonesia Maju.

Comments

  1. Cerita yang menginspirasi.. Semoga ke depannya bisa lebih bermanfaat bagi banyak orang..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan. Sukses selalu untuk Anda. :)

      Delete
  2. Mantab pak Maman. Kalau ada kemampuan saya juga mau mengikuti jejak pak Maman yang terus berkarya

    ReplyDelete
  3. Terimakasih pak Maman atas jerih payahnya yg membuat tcexam jd lebih baik & bs lbh mudah digunakan oleh kalangan luas.

    ReplyDelete
  4. Cerita yang sangat menyentuh pak. Saya sendiri merasa pemakaian Moodle makin lama makin menguras banyak resource, akhirnya menemukan hal yang sangat bermanfaat di sini

    ReplyDelete
  5. Inspiratif sekali Pak Maman. Semoga kita tetap bisa berkontribusi, meski sekecil apapun, untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik. Salam hangat saya, rekan sesama proktor dari Malang.

    ReplyDelete
  6. luar biasa pa maman,.....salut!!!

    ReplyDelete
  7. kerenn om karyamu...semoga sukses terus GoCBT....semoga sya jug dpt berkesempatan menggunakannya di sekolah sya.

    ReplyDelete
  8. Mantap.. cerita yang luar biasa... Semoga menjadi ilmu barokah... Amiin

    ReplyDelete
  9. Keren sy baca sampe tuntas pak

    ReplyDelete
  10. Jadi lebih semangat lagi untuk terus belajar om....sangat menginspirasi

    ReplyDelete

Post a Comment

Luangkan sedikit waktumu untuk berkomentar, berikan kritik dan saran untuk kemajuan Blog / tulisan pada form yang disediakan.